nabirehebat– Badan Geologi Kementerian ESDM memberikan pernyataan dan menerjunkan tim penyelidikan terkait dugaan penyebab api yang menyembur di rest area Tol Cikopo-Palimanan atau yang sering disebut Cipali KM 86.
Setelah menurunkan tim ahli penyidik bumi dari Pusat Survei Geologi (PSG) dan Pusat Air Tanah Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) berhasil menemukan beberapa fakta yang harus ditindaklanjuti untuk menghidari terjadinya hal serupa.
Jasa Pembuatan Wesite dan Aplikasi Terbaik
Dikutip dari laman Instagram Badan Geologi,Penyidik Bumi dari PSG Iwan Sukma mengungkapkan,Fenomena tersebut merupakan fenomena Geologi yang sudah lumrah terjadi mengingat Daerah Jawa Barat khususnya bagian utara merupakan wilayah produksi minyak ygang cukup besar.
Dugaan sementara penyebab semburan api ini bubkan berasal dari kebocoran pipa Pertamina seperti yang diperkirakan melainkan berasal dari rembesan gas yang keluar dari permukaan yang terdapat di daerah ini.
“Penyebab dari kebocoran gas ini belum bisa dipastikan karena harus diselidiki lebih lanjut karena harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut terkait berkurangnya tekanan. Selain itu bila diperlukan akan dilakukan pengambilan sample untuk mengetahui jenis gasnya apakah gas biogenic atau gas thermogenic.” Terang Iwan.
Sementara itu darai sisi Air Tanah dan geologi lingkungan,penyidik Bumi PATGL Wahyudin mengungkapkan,jika dilihat dari tata pengambilan air tanah seperti sepenuturan warga awal mulanya api berasal dari sumur bor yang sudah berizin dengan kedalaman 100 meter pada Tahun 2020 yang lalu namun izin pengambilan air tanahnya sudah kadaluwarsa akbat berkurangnya debit air. Oleh karena itu, Wahyudin berharap agar kedepannya Badan Geologi lebih selektif dalam pemberian izin pengambilan air tanah untuk meinimalisir terjadinya hal serupa.
“Di wilayah Jabar bagian Utara banyak dijumpai industri yang memakai air tanah. Kedepannya,ini bisa menjadi masukan bagi Badan Geologi untuk melokalisir wilayah yang berpotensi menyemburkan gas agar lebih selektif lagi dalam memberikan izin pengambilan air tanah”. Ungkap Wahyudi.